Bahasa Indonesia dibagi menjadi dua jenis yaitu bahasa indonesia
tulis dan lisan. Bahasa Indonesia tulis adalah bahasa Indonesia yang kita lihat
sehari-hari, susunanya berupa huruf-huruf yang membentuk sebuah kata, kemudian
menjadi kalimat, dari kalimat menjadi paragraf, hingga akhirnya tercipta sebuah
wacana yang utuh. Jenis bahasa ini mengandalkan kemampuan visual untuk
kemudian diterjemahkan oleh otak.
Di lain sisi terdapat juga bahasa indonesia lisan. Berbeda dengan
tulis yang tersusun dari huruf-huruf, ragam bahasa lisan tersusun dari
bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh indra penghasil suara. Bunyi-bunyi ini nantinya
akan diterima oleh indra penerima suara, untuk kemudian diterjemahkan oleh
otak. Bahasa lisan inilah yang akan dibahas oleh salah satu cabang linguistik
yaitu fonetik.
Fonetik pada intinya adalah cabang dari ilmu linguistik yang
mempelajari bunyi bahasa. Namun berdasarkan pendapat Abdul Chaer(1994), Fonetik
bukanlah cabang linguistik, melainkan subcabang dari cabang linguistik yaitu
Fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memerhatikan bahwa bunyi-bunyi
tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Sebelum itu, keraf(1984)
berpendapat bahwa fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa
bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana
menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap manusia.
Dari kedua pendapat di atas sama-sama mendukung bahwa objek
kajian Fonetik ialah bunyi bahasa atau ujaran, namun Keraf menambahkan bahwa
fonetik juga mempelajari bagaimana bunyi itu dihasilkan. hal ini tidak salah
karena hal itu terkait dengan bunyi bahasa. Bunyi bahasa di sini dipelajari
melalui tiga cabang fonetik, yaitu fonetik artikulatoris, fonetik akustis, dan
fonetik audiotoris.
sumber :
- Abdul Chaer. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
0 Komentar untuk "Fonetik, Mengupas Bunyi Bahasa dari Sisi Linguistik."