Dalam sintaksis,
kita mengenal istilah-istilah baru seperti Frasa, Klausa, dan Kalimat.
Pengertian secara singkat masing-masing telah Master Linguistik sampaikan dalam
post sebelumnya yang berjudul hakikat
sintaksis, frasa, klausa, dan kalimat. Namun pembahasan yang lebih detil
perlu disajikan lagi dalam post berbeda, agar pembaca semakin paham. Oleh
karena itu, master linguistik akan menyajikan salah satu istilah di atas yaitu
Frasa, lengkap mulai dari pengertian, ciri-ciri, unsur, jenis, dan contohnya.
by master linguistik |
Frasa adalah
gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif atau lazim juga
disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat
(Chaer, 2003:222). Sebagai tambahan, frasa juga diartikan sebagai satuan
lingual yang merupakan gabungan sintaksis dua kata atau lebih, namun bukan
konstruksi subjek-predikat atau klausa. (Surono, 2014: 19). Misalnya contoh
frasa adalah: anak sehat, celana baru, tempat duduk, nasi goreng, dan lain
sebagainya.
Pada frasa “anak
sehat”, di situ dapat dilihat terdiri dari dua kata, yaitu anak dan sehat.
Selanjutnya, untuk disebut sebagai frasa, maka harus bersifat nonpredikatif
atau tidak memiliki predikat. Predikat adalah bagian kalimat yang
menandai apa yang dikatakan oleh pembicara tentang subjek,
biasanya berupa verba dan diikuti dengan objek atau adverbia. Contoh “ibu
membeli sayuran di pasar” kata membeli pada kalimat tersebut merupakan
predikat.
Agar lebih
mudah, berikut ciri-ciri frasa
1.
Berisi dua atau lebih kata
2.
Memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat
3.
Memiliki makna yang gramatikal
4.
Bersifat nonpredikatif atau tidak berpredikat
Poin-poin di atas
dapat digunakan sebagai ukuran untuk menentukan sebuah frasa dalam kalimat.
Contoh pada kalimat, ibu membeli baju
baru. Jika disegmentasi akan menjadi ibu
/membeli /baju baru dan apabila dimasukan keempat poin di atas, maka yang
paling cocok sebagai sebuah frasa adalah baju
baru
Sebagai
tambahan, dalam frasa juga memiliki unsur-unsur di antaranya unsur langsung dan
tak langsung serta unsur inti dan unsur tambahan. Masing-masing punya
pengertiannya sendiri-sendiri.
Unsur langsung dan
tak langsung dapat dipahami melalui contoh berikut :
Pada frasa “Anak
sehat” unsur langsungnya adalah anak
dan sehat. Jadi tiap kata yang
berperan dalam pembentukan frasa boleh dikatakan sebagai unsur langsung.
Selain itu,
terdapat juga unsur tak langsung. Hal ini hanya terjadi apabila frasa tersebut
terdiri dari 3 kata, dan unsur tak langsung adalah unsur yang telah mengalami
segmentasi kedua. Contoh frasa mobil baru
kakak, apabila disegmentasikan bisa menjadi mobil baru/ kakak. Keduanya merupakan unsur langsung. Kemudian Baru dalam frasa mobil baru merupakan unsur langsung, namun baru dalam frasa mobil baru
kakak, merupakan unsur tak langsung.
Kemudian dalam
frasa juga ada unsur inti dan unsur tambahan. Unsur inti merupakan unsur yang
posisinya bisa menggantikan atau ekuivalen dengan keseluruhan frasa. Contohnya dalam
frasa sepeda antik, kata sepeda merupakan unsur yang ekuivalen
dengan sepeda antik. Bahkan secara
kategorial, kata sepeda(N) sama dengan sepeda antik(FN). Selain itu, unsur inti
ini juga dapat dibuktikan dengan ketidakmungkinannya untuk dilesapkan dalam
sebuah kalimat. Contoh:
(a)
Bapak membeli sepeda antik
(b)
Bapak membeli sepeda
(c)
Bapak membeli antik(tidak gramatikal).
Melihat contoh
di atas, maka kata sepeda merupakan
unsur inti, sedangkan kata antik
merupakan unsur tambahan, yaitu unsur yang sifatnya hanya sebagai pelengkap
sebuah frasa.
Namun yang perlu
dicatat, unsur inti dan tambahan ini tidak berlaku pada semua frasa. Ada beberapa
jenis frasa yang unsur-unsurnya tidak ada yang ekuivalen dengan keseluruhan
frasa tersebut. contohnya adalah frasa di rumah.
(a)
Andi tinggal di rumah
(b)
Andi tinggal di (tidak gramatikal)
(c)
Andi tinggal rumah (tidak gramatikal)
Kategori frasa.
a.
Frasa verbal
Frasa
jenis ini salah satu unsurnya yaitu unsur inti berupa verbal. Selain itu,
kedudukan frasa ini dapat menggantikan kata kerja dalam sebuah kalimat. Berikut
contoh frasa verbal : sedang makan, tidak mandi.
b.
Frasa Nominal
Seperti
namanya, frasa jenis ini memiliki salah satu unsur berupa kata benda atau
nomina. Selain itu, frasa nomina juga bisa digunakan sebagai pengganti kata
benda dalam sebuah kalimat. Contoh lemari kayu, sepatu merah.
c.
Frasa adjektifa
Frasa
adjektifa dapat diartikan sebagai frasa yang unsur intinya berupa kata sifat atau
adjektiva. Biasanya diawali dengan kata penunjuk ukuran seperti sangat, lumayan,
terlalu, baru kemudian diakhiri dengan kata sifat itu sendiri misalnya sedikit
cantik, sangat bodoh, lumayan tanggung, dan lain sebagainya.
d.
Frasa preposisional
Frasa
preposisional adalah frasa yang unsur intinya adalah preposisi. Preposisi merupakan
kategori kata yang biasanya digunakan untuk kata depan atau sebagai penghubung,
misalnya dari, dengan ke, pada, di. Contoh frasa preposisional : dari sana, ke
pasar, dll.
e.
Frasa Pronominal
Frasa
yang memiliki unsur ini berupa pronomina. Sudah tahu kan pronomina apa? Pronomina
adalah kata untuk menggantikan orang. Contoh aku, kamu, saya, dia. Contoh frasa
pronominal adalah saya ini, kamu dan dia, mereka itu, dll.
f.
Frasa adverbial
Pada
kenyataannya, frasa adverbial ini tidak terlalu produktif di dalam bahasa Indonesia.
Hal ini disebabkan karena pada umumnya adverbial digunakan sebagai unsur
tambahan kategori lain, contoh yang, itu, dan, sangat. Contoh frasa adverbial lebih kurang, amat sangat.
g.
Frasa Numeralia
Seperti
namanya, frasa numeralia terbentuk dari numeralia dengan numeralia, atau
numeralia dengan penggolong nomina. Penggolong nomina adalah kata benda yang
digunakan untuk menggolongkan sesuatu misalnya ekor, buah, biji, dll. Contoh frasa
Numeralia tiga buah, lima lembar, dll.
Selain tujuh
jenis frasa di atas, terdapat juga istilah frasa endosentrik dan frasa
eksosentrik. Frasa endosentrik adalah Frasa endosentrik merupakan frase yang
mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsur-unsurnya
maupun salah satu unsurnya (Ramlan, 1986:146), sedangkan frasa eksosentrik
ialah frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya
(Ramlan, 1986:146).
Daftar pustaka
Chaer, Abdul.
2003. Linguistik Umum. Jakarta:
Rineka Cipta.
Surono. 2014. Analisis Frasa-Kalimat Bahasa Indonesia.
Semarang: Gigih Pustaka Pribadi.
Ramlan, M. 1986.
Ilmu Bahasa Indonesia/ Sintaksis.
Yogyakarta: Karyono
0 Komentar untuk "Seluk Beluk Frasa : Pengertian, Ciri, Unsur, Jenis, dan Contoh"