Master Linguistik

Berisi segala hal yang berhubungan dengan linguistik

Inilah Hubungan Sintaksis dan Subsistem Lain dalam Linguistik

Sintaksis merupakan salah satu cabang linguistik dengan objek yang dikaji ialah frasa, klausa, hingga kalimat. Namun selain itu, sintaksis juga berhubungan dengan subsistem lain, tentunya masih dalam payung Linguistik. Berikut akan master linguistik paparkan tentang hubungan sintaksis dan beberapa subsistem lain dalam linguistik

masterlinguistik.blogspot.com
masterlinguistik.blogspot.com


Sintaksis dan Fonologi

Di awal tentu kita sudah paham tentang apa itu fonologi bukan? Jika belum, jangan khawatir, anda masih bisa membacanya lagi dalam artikel master linguistik berjudul Pengertian fonologi.
Secara sederhana, fonologi adalah cabang ilmu linguistik yang mengaji tentang bunyi bahasa ujaran manusia. Dalam fonologi, kita mengenal istilah unsur segmental dan suprasegmental. unsur segmental adalah unsur yang ada di dalam kata-kata yang diucapkan di antaranya konsonan, vokal, diftong, kluster. Sedangkan unsur suprasegmental adalah unsur yang  menyertai pengucapan kata-kata yaitu lafal, jeda atau kesenyapan, intonasi, dan ritme.
Lalu, apa hubungannya dengan sintaksis? Sabar dulu!
Unsur suprasegmental yaitu jeda, mengisyaratkan batas bagian tuturan satu dengan bagian tuturan yang lain. jeda yang menandai batas kalimat ialah jeda panjang yang dilambangkan dengan palang ganda (#), diletakkan di awal dan di akhir kalimat. Jeda yang menandai batas klausa ialah jeda sedang yang dilambangkan dengan garis miring rangkap (//). Jeda yang menandai batas frasa ialah jeda pendek yang dilambangkan dengan garis tunggal (/). (Surono, 2014: 3-4)
Dari paragraf di atas jelas sekali terlihat hubungan antara sintaksis dan fonologi, yiatu jeda yang merupakan unsur suprasegmental ternyata menjadi batas atau segmentasi frasa, klausa, dan kalimat dalam sintaksis. Segmentasi ini merupakan tahap awal yang harus dilalui sebelum analisis lanjutan. Penempatan jeda yang benar akan membantu penentuan bagian-bagian kalimat.
Agar lebih jelas berikut penggunaan segmentasi-segmentasi di atas

Anda harus rajin membaca di blog master linguistik, agar memahami seluk beluk linguistik
#Anda/ harus rajin/membaca/ di blog/ master linguistik// agar/ memahami/ seluk-beluk/ linguistik#

Seperti yang dikatakan di awal, tanda (#) untuk menandai jeda panjang yang dilatakkan di awal dan akhir kalimat. Kemudian lambang (//) memisahkan antara klausa Anda harus rajin membaca di blog master linguistik dengan agar memahami seluk-beluk linguistik. Dari dua klausa tersebut, kemudian disegmentasikan lagi dengan jeda pendek yang dilambangkan dengan garis tunggal (/), sehingga klausa pertama menjadi 5 bagian, dan klausa kedua menjadi 4 bagian.
Adapun intonasi, yaitu naik turunnya nada, serta ritme yaitu pola pemberian tekanan kata dalam kalimat berguna untuk membedakan kalimat deklaratif, kalimat interogatif, dan kalimat imperatif.

Sintaksis dan morfologi

Morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari tentang seluk beluk kata, sedangkan sintaksis membahas tentang frasa, klausa, dan kalimat. Keduanya saling berhubungan karena sebelum kita mempelajari sintaksis, ada baiknya untuk memahami morfologi terlebih dahulu.
Secara lebih jelas, istilah untuk menyebut gabungan antara morfologi dan sintaksis di sebut grammar. Morfologi membahas tentang bentuk dan struktur kata yang sekaligus merupakan unsur terkecil dalam sintaksis. Kita tahu bahwa unsur terkecil dalam pembentukan frasa, klausa, dan kalimat, adalah kata.
Agar lebih jelas lagi misalnya deretan morfologis buku, membukukan, pembukuan merupakan tiga bentuk kata yang berbeda dari satu leksem yang sama yaitu buku. Perbedaan itu mengakibatkan perbedaan konstruksi sintaksis yang mungkin dihasilkan yaitu buku tulus, membukukan tulis, pembukuan tulis. Frasa kedua dan ketiga tidak gramatikal, sedangkan frasa pertama gramatikal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bentuk kata sebagai objek kajian morfologi bisa berpengaruh terhadap konstruksi sintaksis yang dihasilkan(Surono, 2014: 5)

Sintaksis dan Semantik

Sintaksis dalam pemilahan kalimat memerlukan bantuan semantik, misalnya untuk menentukan apakah sebuah kaimat itu merupakan kalimat berita atau deklaratif, kalimat perintah atau imperatif, dan kalimat tanya atau interogatif. Penentuan tersebut berdasarkan isi kalimat atau maknanya, yang kita tahu merupakan ranah dari semantik.
Kemudian, untuk menganalisis peran konstituen kalimat, sintaksis membutuhkan bantuan dari semantik. Fungsi-fungsi sintaksis seperti subjek, predikat, objek, secara kategorial diisi oleh nomina, verba, adjektiva, adverbia, dsb, dan secara semantik diisi oleh peran agentif, aktif, objektid, benefaktif(Surono, 2014: 5)

Sintaksis dan wacana

Kita mengenal istilah struktur makro dan mikro dalam analisis wacana. Struktur mikro ini mencakup berbagai bidang salah satunya sintaksis. Hal yang diamati sintaksis di sini adalah bagaimana pendapat disampaikan, dan elemennya adalah bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti. Pengamatan ini ditentukan oleh penguasaan pola-pola klausa dan kalimat, proses penyusunan kalimat khususnya kalimat luas atau majemuk. Di samping itu, pengetahuan tentang kepaduan kalimat, pengektifan kalimat merupakan hal yang penting dalam analisis wacana. Dengan demikian, sintaksis merupakan salah satu bidang yang dapat dijadikan landasan dalam analisi wacana.(Surono, 2014: 6)

Demikianlah beberapa hubungan sintaksis dengan subsistem ilmu lain. setiap disiplin ilmu selain berfungsi sebagai mana mestinya, juga berperan untuk membantu disiplin ilmu lain. sama seperti manusia, selain bekerja untuk kemakmuran diri sendiri, ia seharusnya juga bekerja untuk kemaslahatan orang lain juga. Sekian dari master linguistik, sampai jumpa di materi berikutnya.

Daftar Pustaka
Surono. 2014. Analisis Frasa-Kalimat Bahasa Indonesia. Semarang: Gigih Pustaka Pribadi.
Share this article :
+
0 Komentar untuk "Inilah Hubungan Sintaksis dan Subsistem Lain dalam Linguistik"