Master Linguistik

Berisi segala hal yang berhubungan dengan linguistik

Morfologi Bahasa Indonesia Lengkap

Morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk. Kita tahu bahwa selain linguistik, ilmu biologi dan geologi juga menggunakan istilah morfologi. Ketiganya sama-sama mengkaji tentang bentuk. jika morfologi biologi membahas tentang bentuk makhluk hidup, morfologi geologi tentang bentuk batuan bumi, maka morfologi linguistik mempelajari tentang seluk-beluk perubahan bentuk kata serta pengaruhnya terhadap golongan dan arti kata tersebut.

lilis sujianto

Pengertian Morfologi Linguistik

Secara etimologi, morfologi berasal dari kata morphologie yang terbentuk dari bahasa Yunani yaitu morph yang artinya bentuk, dan logos yang artinya ilmu. Jadi morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk.
Menurut verhar, morfologi merupakan cabang linguistik yang mempelajari bentuk-bentuk kata dalam penggunaan dan kontruksi yang berbeda-beda(1974 : 3). Sejalan dengan itu David Crystal juga mendefinisikan morfologi linguitik sebagai cabang tata bahasa yang mempelajari struktur atau bentuk-bentuk kata, terutama melalui penggunaan konstruksi morfem(1992 : 225).
Penggunaan istilah morfem dalam pendapat David tersebut juga digunakan dalam pendapat Nida yaitu morfologi adalah kajian terhadap morfem-morfem dan penyusunannya dalam pembentukan kata(dalam Katamba, 1994 : 5).
Tujuan penggunaan morfem di sini adalah untuk membedakan kajian morfologi dan fonologi. Misalnya kata membaca disegmentasikan menjadi /m//e//m//b//a//c//a/ , /mem//ba//ca/, atau {mem + baca} ? jawabanya tentu saja yang terakhir, karena baik mem- ataupun baca sama-sama merupakan sebuah morfem.

Posisi Morfologi dalam Linguistik

Setelah mengetahui tentang pengertian morfologi linguistik, selanjutnya kita harus mengetahui di mana posisi morfologi dalam linguistik. Morfologi bersama sintaksis merupakan cabang linguistik dalam taraf gramatikal. Kita tahu bahwa taraf linguistik ada tiga yaitu Fonologi, gramatikal, dan leksikal. Batas antara keduanya(Morfologi dan Sintaksis) memang tidak begitu jelas karena “kata” yang notabennya adalah satuan terbesar dalam morfologi, juga merupakan satuan terkecil dalam sintaksis. Hal ini membuat keduanya tidak bisa saling dipisahkan, sehingga untuk membedakannya perlu dipahami bahwa morfologi mempelajari struktur internal kata, sedangkan sintaksis mempelajari struktur eksternal kata.
Selain dengan sintaksis, morfologi juga dapat dikaitkan dengan fonologi. Terdapat istilah morfofonemik yang melibatkan keduanya. Morfofonemik ialah perubahan bunyi akibat proses morfologi. Contohnya “hari+an” jika dibaca akan terdengar bunyi huruf y <hariyan>, selain itu pada “jawab+an” juga terjadi perpindahan huruf <b> menjadi <ja-wa-ban>.

Morfem

Di atas telah disebut-sebut istilah morfem, sebenarnya apa definisi dari morfem itu. Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang memiliki makna. Jadi tidak ada satuan gramatikal lagi di bawah morfem. Misalnya pada kata “membatu” berasal dari {MeN- + batu}, keduanya adalah morfem, dan tentu saja memiliki makna. {MeN-} memiliki makna sebagai perubahan keadaan(menjadi), sedangkan {batu} bermakna sebuah benda dari alam yang strukturnya keras. Dengan penggabungan keduanya, maka diperoleh membatu yang artinya menjadi batu. Apabila kata {batu} kita segmentasikan lagi menjadi ba- dan tu- , keduanya tidak memiliki makna, sehingga bukan merupakan morfem.
Sebelumnya perlu diketahu bahwa morfem sebenarnya adalah barang abstrak atau dengan kata lain hanya ada dalam konsep kita. Sedangkan yang konkret berada pada pertuturan adalah alomorf sehingga Alomorf biasa disebut sebagai realisasi morfem. Misalnya pada morfem {sapi} direalisasikan dalam bentuk leksikal yaitu Sapi. kemudian pada morfem {Men-} direalisasikan dengan Men- dalam penuturan.
Pada umumnya sebuah morfem hanya memiliki satu alomorf, misalnya {sapi} alomorfnya sapi. Namun ada sebagian morfem yang memiliki beberapa alomorf misalnya {ber-} alomorfnya ada ber-, be-, dan bel-. Agar lebih jelas lagi bisa dilihat dalam tabel berikut.
Morfem
Alomorf
Contoh pada kata
Ber-
Ber-
Berada, bertemu
Be-
Bekerja, beternak
Bel-
belajar

Bahkan morfem {me-} memiliki enam alomorf
Morfem
Alomorf
Contoh
Me-
Me-
Melihat
Mem-
Memberi
Men-
Mendapat
Meny-
menyapu
Meng-
mengusir
Menge-
mengelap

Selain istilah morfem dan alormorf, terdapat juga istilah morf. Morf adalah bentuk yang belum diketahui statusnya apakah sebagai morfem atau alomorf. Wujud morf sebenarnya sama dengan alomorf, jadi sering dikatakn juga bahwa morf termasuk alomorf. Contohnya pada kata tandai , huruf {i} dalam kata tersebut merupakan sebuah morf, meskipun hanya berupa satu huruf.

Jenis Morfem

Sesuai buku Morfologi Bahasa Indonesia karya Abdul Chaer, morfologi memiliki beberapa jenis berdasarkan beberapa kriteria diantaranya kriteria kebebasan, keutuhan, makna, dan sebagainya.
(1) Berdasarkan kebebasannya untuk dapat digunakan langsung dalam sebuah pertuturan, morfem dibagi menjadi morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas merupakan morfem yang dapat langsung digunakan dalam pertuturan, tanpa membutuhkan morfem lain. dengan kata lain, morfem bebas bisa berdiri sendiri dan memiliki nama tanpa harus dikaitkan dengan morfem lain. contoh morfem bebas adalah hampir semua kata dasar misalnya {hijau}, {pergi}, {air}, dsb.
Di samping itu, morfem terikat ialah morfem yang harus berkaitan dengan morfem lain agar bisa digunakan dalam sebuah kalimat atau pertuturan. Contoh morfem terikat adalah semua afiks dalam bahasa indonesia. Selain itu ada juga beberapa morfem dasar seperti {juang}, {henti}, {geletak}, dll. Baik penggunaan afiks atau beberapa morfem dasar yang merupakan morfem terikat, harus digabung denga morfem lain, contohnya berjuang, berhenti, tergeletak, dll.
(2) Berdasarkan keutuhan bentuknya, morfem dibagi menjadi morfem utuh dan morfem terbagi. Morfem utuh secara fisik merupakan satu kesatuan yang utuh. Semua morfem dasar baik bebas maupun terikat serta prefiks, infiks, dan sufiks termasuk morfem utuh.
Sedangkan yang dimaksud morfem terbagi ialah morfem yang secara fisik terbagi atau bisa disisipi morfem lain. contoh dari morfem terbagi ialah konfiks dalam bahasa indonesia seperti pe-an, ke-an dan per-an. Namun perlu digarisbawahi bahwa tidak semua ber-an adalah konfiks, misalnya pada kata berpakaian. Imbuhan ber-an pada kata tersebut bukanlah konfiks, melainkan kombinasi infiks. Berbeda dengan ber-an pada kata bermunculan. Pada kata tersebut, imbuhan ber-an merupakan konfiks. Bagaimana membedakannya?
Untuk membedakan apakah itu konfiks atau kombinasi afiks ialah dengan cara memisahkannya. Apabila dipisahkan menjadi dua kata yang gramatikal atau paling tidak salah satu, maka itu adalah kombinasi afiks. Namun sebaliknya, jika dipisahkan namun menghasilkan dua kata yang tidak gramatikal sama sekali, maka imbuhan tersebut termasuk konfiks. Untuk lebih jelasnya misal pada kata berpakaian bila dijadikan menjadi dua kata yaitu berpakai* dan pakaian, dapat kita lihat bahwa salah satu dari kedua kata tersebut gramatikal yaitu yang tidak diberi tanda bintang. Sedangkan pada kata bermunculan, bila dibagi menjadi dua kata yaitu bemuncul* dan munculan* keduanya sama-sama tidak gramatikal.
(3) berdasarkan kemungkinan menjadi dasar dalam pembentukan kata, morfem dibagi kedalam morfem dasar dan morfem afiks. Morfem dasar ialah morfem yang dapat menjadi dasar dalam suatu proses morfologi. Misalnya morfem {buku}, {bunga}, dan {merah}. Sedangkan morfem afiks ialah morfem yang tidak pernah menjadi dasar,  melainkan menjadi pembentuk dalam proses morfologi. Misalnya morfem {me-}, {-kan}, dan {pe-an}.
(4) morfem segmental dan morfem suprasegmentasl
Morfem segmental dapat diartikan sebagai morfem yang terbentuk oleh fonem-fonem segmental, yakni morfem yang berupa bunyi dan dapat disegmentasikan. Misalnya morfem {lihat}, {ter-}. {sikat} dan {lah} (Chaer, 2008 : 19). Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang terbentuk dari nada, tekanan, durasi, dan intonasi. Dalam bahasa indonesia, tidak ditemukan morfem jenis ini. Namun di China, Thailand, dan Burma, terdapat morfem suprasegmental.
(5) morfem wujud dan morfem tanwujud
Sesuai dengan namanya, morfem wujud berarti morfem yang secara nyata ada. Sebaliknya, morfem tanwujud tidak memiliki kehadiran secara nyata. Dalam bahasa indonesia, semuanya termasuk morfem wujud, namun dalam bahasa inggris, morfem tanwujud dapat ditemukan.
(6) morfem bermakna leksikal dan morfem tak bermakna leksikal
Kedua jenis morfem ini ada jika dipandang berdasarkan ciri semantik morfem. Morfem bermakna leksikal adalah morfem yang telah memiliki makna secara inheren dalam dirinya. Sedangkan morfem tak bermakna leksikal ialah morfem yang tidak memiliki makna sebelum dirangai dengan morfem lain.

Leksem, Proleksem, Partikel, Kata, dan Bentuk Kata

Leksem secara umum merupakan bentuk abstrak dari kata. Secara teknis dalam deskripsi leksem ditulis drngan huruf kapita kecil, misalnya gambar, main, lempar menjadi GAMBAR, MAIN, LEMPAR. Di samping itu Kridalaksana memberikan batasan bahwa leksem adalah
(1)  “Satuan terkecil dalam leksikon, (2) satuan yang berperan sebagai input dalam proses morfologis, (3) bahan baku dalam proses morfologis, (4) unsur yang diketahui adanya dari bentuk yang setelah disegmentasikan dari bentuk kompleks merupakan bentuk dasar yang lepas dari proses morfologis, (5) bentuk yang tidak tergolong proleksem atau partikel” (1989).
Sebagai tambahan, leksem merupakan unit-unit dalam kosa kata, sebagaimana dikodifikasikasn dalam kammus. Leksem-leksem merupakan unit yang secara konvensional didaftar dalam kamus sebagai lema yang terpisah (crystall, 1992: 199). Contoh dalam KBBI, leksem jala didaftar pada lema ‘entry’ yang terpisah dari jalan.
Selain itu dalam pendapat batasan mengenai leksem menurut kridalaksana di atas, terdapat sebuah istilah yaitu proleksem dan partikel. Proleksem merupakan bentuk yang terikat pada dasar contohnya aneka-, panca-, semi-, multi-. Sedangkan partikel merukan bentuk yang kebebasanya setingkat dibawah kata sehingga ada yang bebas, ada yang terikat. Contohnya kata dari gunung merupakan konstruksi dari partikel + kata , karena bisa disisipi kata lain misalnya menjadi dari atas gunung.
Kata gambar memiliki bentuk kata menggambar, bergambar, digambar, digambarkan, tergambar, digambarkan. Dari kalimat tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa keenam bentuk kata di atas berasal dari satu kata yaitu gambar.

Proses Morfologi

Proses morfologi ialah tahap demi tahap yang terjadi pada morfem sebagai unit terkecil yang bermakna dalam pembentukan kata. Contoh kata bertindak proses pembentukannya ialah morfem {ber-} + morfem {tindak}. Demikianlah bahwa kata-kata tersebut merupakan hasil dari proses morfologi.
(1)    Derivasi Zero
Dalam morfologi ada istilah morfem nol yang realisasinya berupa morf kosong. Semua kata monomorfemis dalam bahasa indonesia sebelumnya telah mengalami derivasi zero yang dilambangkan dengan {O}. Contoh {buku} > {O} buku (kata).
(2)    Afiksasi
Afiksasi dapat diartikan sebagai proses morfologi berupa penambahan imbuhan pada bentuk pradasar, kata dasar, dan bentuk dasar. Afiksasi dibagi menjadi tiga yaitu :
-          Prefiksasi : imbuhan diawal contoh ber-, men(n)- , di-, ter-, ke-, se-.
-          Infiksasi : imbuhan ditengah contoh –el-, -em-, -er-
-          Sufiksasi : imbuhan diakhir contoh –an, -kan, -i
-          Konfiksasi : imbuhan depan-belakang contoh ber-an, ke-an
(3)    Reduplikasi
Reduplikasi ialah pengulangan kata baik secara sebagian maupun keseluruhan contoh batu-batu, menunda-nunda,
(4)    Kata Majemuk
Kata majemuk adalah kata yag terdiri dari gabungan dua kata atau lebih yang senyawa dan membentuk kata baru contoh angkat bicara, kaki tangan, bulan madu, dll
(5)    Abreviasi
Abreviasi adalah proses pemendekan satu atau beberapa leksem atau kombinasi leksem yang hasilnya berupa kependekan yang berstatus kata. Contoh tgl, simpedes, SIM, dll.

Demikianlah penjelasan mengenai morfologi linguistik, terima kasih telah membaca.
Sumber :
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta : Rineka Cipta.
Dasar-dasar linguistik umum. Kontributor, Djoko Kentjono. Penerbit, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, 1990

Surono. 2015. Morfologi Bahasa Indonesia. Semarang : FIB Undip
Share this article :
+
3 Komentar untuk "Morfologi Bahasa Indonesia Lengkap"