Master Linguistik

Berisi segala hal yang berhubungan dengan linguistik

Hakikat Sintaksis, Frasa, Klausa, dan Kalimat

Beberapa waktu lalu, kita telah belajar tentang morfologi. Kali ini Master Linguistik akan membahas setingkat di atas morfologi, yaitu sintaksis. Tingkatan di sini bukan berarti satu lebih baik dari yang lain, melainkan berdasarkan urutan tingkat kesulitan memahaminya. Oleh karena itu, mempelajari sintaksis bisa dibilang lebih sulit dibandingkan morfologi.
masterlinguistik.blogspot.com
masterlinguistik.blogspot.com

Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani suntattein, yaitu sun yang berarti “dengan” dan kata tattein yang berarti “menempatkan”. Jadi, secara etimologi, sintaksis berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Dalam sintaksis terdapat kaidah-kaidah yang mengatur bagaimana kata-kata digabungkan guna membentuk kalimat dalam suatu Bahasa.
Selanjutnya Manaf (2009:3) menjelaskan bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas struktur internal kalimat. Struktur internal kalimat yang dibahas adalah frasa, klausa, dan kalimat itu sendiri.
Namun di buku lain menyebutkan bahwa sintaksis merupakan cabang ilmu linguistic yang mempelajari struktur eksternal kata. Struktur eksternal kata tersebut mencakup hubungan antarkata, antarfrasa, antarklausa dalam satuan dasar kalimat. (Surono 2014: 1)
Jika demikian, dapat disimpulan bahwa sintaksis membahas tentang struktur eksternal kata atau struktur internal kalimat, Sehingga objek kajian dalam sintaksis sendiri mencakup frasa, klausa, dan kalimat.
Di atas disebut-sebut istilah frasa, klausa, dan kalimat, apakah artinya?
1.       Frasa
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 2003:222). Selain itu, frasa juga diartikan sebagai satuan lingual yang merupakan gabungan sintaksis dua kata atau lebih, namun bukan konstruksi subjek-predikat atau klausa. (Surono, 2014: 19). Misalnya contoh frasa adalah: anak sehat, celana baru, tempat duduk, nasi goreng, dan lain sebagainya.
2.       Klausa
Klausa adalah sebuah konstruksi yang di dalamnya terdapat beberapa kata yang mengandung unsur predikatif (Keraf, 1984:138). Contoh Rima membaca kompas, dan adiknya bermain catur
3.       Dalam bahasa lisan, kalimat adalah satuan bahasa yang mempunyai ciri sebagai berikut:
(1) satuan bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata, gabungan kata dengan frasa, atau gabungan frasa dengan frasa, yang minimal berupa sebuah klausa bebas yang minimal mengandung satu subjek dan prediket,
(2) satuan bahasa itu didahului oleh suatu kesenyapan awal, diselingi atau tidak diselingi oleh kesenyapan antara dan diakhiri dengan kesenyapan akhir yang berupa intonasi final, yaitu intonasi berita, tanya, intonasi perintah, dan intonasi kagum.
Dalam bahasa tulis, kalimat adalah satuan bahasa yang diawali oleh huruf kapital, diselingi atau tidak diselingi tanda koma (,), titik dua (:), atau titik koma (;), dan diakhiri dengan lambang intonasi final yaitu tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). (Manaf, 2009: 11) Contoh : Ibu membeli sayuran di pasar Senen. Aden mengantar Ibu pergi ke pasar.
Nb : untuk membedakan klausa dan kalimat adalah intonasi final di akhir satuan bahasa itu. Kalimat diakhiri dengan intonasi final, sedangkan klausa tidak diakhiri intonasi final(Manaf, 2009:13).
Jadi, secara garis besar dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas tentang frasa, klausa, dan kalimat.
Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah.
Manaf, Ngusman Abdul, 2009. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. Padang: Sukabina Press.

Surono. 2014. Analisis Frasa-Kalimat Bahasa Indonesia. Semarang: Gigih Pustaka Pribadi.
Share this article :
+
0 Komentar untuk "Hakikat Sintaksis, Frasa, Klausa, dan Kalimat"