Master Linguistik

Berisi segala hal yang berhubungan dengan linguistik

Memahami Dialek dan Dialektologi


Tidak salah jika membayangkan dialek sebagai varian bahasa yang berstatus rendah, kampungan, biasanya digunakan oleh kaum tani atau kaum buruh di pedesaan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut benar sekali, sebab di perkotaan, dialek tak mudah lagi dijumpai, bahasa mereka sudah terseragam sesuai tuntutan hidup di kota.
Lilis Sujianto
Buku Dialektologi
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Chambers dan Trudgill yakni “dialect is a substandart, low status, often rustic form of language, generally asociated with the peasantry, the working class, or other groups lacking in prestige.“ (Chambers & Trudgill, 2004: 3)

Berbicara tentang dialek, lingkup yang akan kita bahas pastilah sebuah bahasa saja. Misalnya yang banyak dialeknya adalah bahasa Jawa. Fenomena dialek ini, pernah saya jumpai langsung ketika SMA dulu. Ada sebuah kata Bahasa Jawa di desa saya yang lazim digunakan yaitu ”mbaut” yang artinya mahir. Namun ketika kata tersebut saya ucapkan di lingkungan SMA yang berbeda kecamatan, tak satupun domisili setempat yang memahami. Ketika saya ucapkan artinya, barulah mereka mengerti dan memberitahu bahwa di daerah sekitar SMA saya tersebut, istilah yang digunakan untuk mengungkapkan makna yang sama adalah “endakh”.

Dalam bukunya yang berjudul “Dialektologi: Sebuah Pengantar” Ayatrohaedi memberikan batasan-batasan tentang dialek. Istilah dialek dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani, yaitu Dialektos. Istilah tersebut di masa itu digunakan untuk menyebut perbedaan-perbedaan kecil (bahasa) dalam masyarakat Yunani. Perbedaan bahasa tersebut memiliki pendukungnya masing-masing, namun perbedaan tersebut tidak membuat masyarakat Yunani merasa memiliki bahasa yang berbeda. Oleh karena itu, dialek dicirikan sebagai sebuah perbedaan dalam kesatuan, dan kesatuan dalam perbedaan. (Meillet dalam Ayatrohaedi, 1983: 1-2)

Selain itu, Meillet dalam Ayatrohaedi juga memberikan dua ciri lain dialek. Pertama, dialek adalah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda yang memiliki ciri-ciri umum dan masing-masing lebih meirip sesamanya dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama. Kedua, dialek harus mengambil bentuk dari sebuah bahasa. (Meillet dalam Ayatrohaedi, 1983: 1-2).

Jadi intinya, dialek adalah varian sebuah bahasa yang dirasakan perbedaanya. Perbedaan tersebut bisa diakibatkan oleh letak geografis, budaya, ataupun mobilisasi penduduk. Namun, varian tersebut tidak sampai membuatnya menjadi bahasa yang berbeda.

Itu adalah dialek, lalu bagaimana dengan dilektologi? secara terminologi dialek berasal dari bahasa Yunani, yaitu dialek(variasi bahasa) dan logi (ilmu). Oleh karena itu, dialektologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari dialek atau ilmu yang mempelajari variasi bahasa. (Zulaeha, 2009: 1)

Sedangkan menurut Lauder, dialektologi adalah cabang ilmu pengetahuan bahasa yang secara sistemis menangani berbagai kajian yang berkenaan dengan dialek atau variasi bahasa. Kajian tersebut meliputi beberapa aspek yaitu fonologis, morfologis, sistaksis, leksikon, serta semantis. (Lauder, 2007:4).

Jadi secara sederhana, dialektologi adalah ilmu yang membahas tentang dialek suatu bahasa. Adapun pengertian dialek sudah kita jabarkan di atas, apabila masih belum paham bisa langsung belajar lagi dari buku-buku dialektologi, baik karangan linguis lokal maupun internasional.

Sumber Rujukan :

Chambers, J.K & Peter Trudgill. 2004. Dialectology ; Second Edition. Cambridge: Chambridge University Press

Ayatrohaedi. 1983. Dialektologi; Sebuah Pengantar. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Lauder, Multamia RMT. 2007.  Sekilas Mengenai Pemetaan Bahasa. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana.
Share this article :
+
This is the current newest page
0 Komentar untuk "Memahami Dialek dan Dialektologi"